BANYUWANGI – Mobile VCT (Voluntary Conseling and Testing) untuk mendeteksi resiko penularan HIV di kalangan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kini semakin digelar lebih intensif. Sebelumnya, Mobile VCT digelar secara rutin tiap tiga bulan sekali. Namun kedepannya, tes sebagai upaya deteksi dini HIV itu akan digelar tiap bulan sekali, Senin (30/9/2024).
Lapas Kelas IIA Banyuwangi kembali melakukan tes deteksi HIV terhadap 20 orang Warga Binaan, yang digelar melalui kolaborasi dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi yang diwakili oleh Puskesmas Mojopanggung. Kalapas Banyuwangi Agus Wahono menyebut, peningkatan intensitas tes tersebut dilakukan agar dapat lebih cepat menjangkau seluruh Warga Binaan. Sehingga apabila ditemukan adanya resiko penularan, dapat dilakukan penanganan lebih cepat.
Baca juga:
Panduan Diet Sehat untuk Pemula
|
“Mengingat program Mobile VCT ini sebagai Langkah untuk mencegah penularan HIV di lingkungan Lapas, maka kami upayakan agar tes dapat digelar secara menyeluruh kepada setiap Warga Binaan, ” ujar Agus.
Menurutnya, dari 20 Warga Binaan yang melakukan tes, keseluruhannya menunjukkan hasil negatif. Artinya bahwa tidak terdapat resiko penularan HIV pada mereka. "Dari tes yang dilakukan terhadap 20 orang Warga Binaan, semuanya menunjukkan hasil negatif. Alhamdulillah, tidak ada yang terindikasi HIV, ” ungkap Agus.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga sebagai wadah untuk melakukan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya HIV dan cara pencegahannya. “Hal ini penting untuk menambah wawasan mereka (Warga Binaan), agar dapat menjaga diri dari segala hal yang dapat menyebabkan terjangkitnya HIV, ” pungkasnya. (***)